Mengenal Manfaat dari Daun Sungkai, Yuk Kita Simak

  • Whatsapp
Manfaat dari daun sungkai, bisa sembuhkan dari virus corona / net
Manfaat dari daun sungkai, bisa sembuhkan dari virus corona / net

JURAI.ID – Daun Sungkai kini banyak di buru oleh masyarakat, karena kono kabarnya daun Sungkai bisa menyebuhkan dari penyakit Corona, yang makin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, bahkan sudah banyak warga yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 ini.

Untuk mengetahui apakah benar daun Sungkai bisa menyembuhkan dari virus corona, mari kita simak kandungan apa saja yang ada di daun sungkai ini.

Daun sungkai atau dengan nama latinnya Peronema canescens Jack. Tanaman ini menurut informasi banyak tumbuh di Provinsi Jambi, Lampung dan banyak daerah lainnya di indonesia.

Mengutip mhomecare.co.id, sungkai merupakan salah satu tumbuhan asli Kalimantan. Meski asli Kalimantan, tanaman ini juga bisa dijumpai di daerah Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Jawa Barat dan Lampung.
Sungkai banyak tumbuh di hutan sekunder pada berbagai jenis tanah. Tapi biasanya, sungkai tumbuh pada tanah yang cukup mengandung air, seperti di tepi sungai dan secara bermusiman tergenang air tawar.

Tumbuhan sungkai cocok tumbuh di daerah tropis bercurah hujan A hingga C, baik di tanah kering maupun sedikit basah pada ketinggian 0 mdpl hingga 600 mdpl. Tanaman itu merupakan jenis kayu-kayuan yang bisa mencapai tinggi 20-30 meter, dengan diameter batang mencapai 60 cm atau lebih. Tinggi batang bebas cabang bisa mencapai 15 meter.

Bentuk batang lurus dengan lekuk kecil. Kulitnya berwarna abu-abu atau sawo muda, beralur dangkal mengelupas kecil-kecil dan tipis. Penampang kulit luar berwarna coklat, kuning, atau merah muda. Kayunya berteras dengan warna sawo muda. Rantingnya penuh dengan bulu-bulu halus.

Daun muda tanaman ini sering digunakan sebagai obat saat anak-anak demam dan sakit kepala serta sakit gigi, asma, bahkan penyakit kulit seperti panu. Rebusan daun muda sungkai juga dipercaya berkhasiat untuk memperlancar haid pada perempuan dan membantu tingkat kesuburan rahim wanita.

Ariefa Primair Yani dkk dalam penelitiannya berjudul “Uji Potensi Daun Muda Sungkai (Peronema canescens) untuk Kesehatan (Imunitas) pada Mencit (Mus.muculus)” mengatakan bahwa sungkai sering juga disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus sungkai, atau sekai. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Verbenaceae.

Di Bengkulu, tumbuhan ini bisa dijumpai di hutan, kebun, maupun halaman. Tanaman ini bisanya digunakan sebagai pagar hidup di belakang rumah.

Tumbuhan ini oleh suku Dayak Kalimantan sampai saat ini masih kerap digunakan untuk pengobatan maupun perawatan kesehatan. Mereka bisanya menggunakan daun muda sungkai untuk obat pilek, demam, cacingan (ringworms).

Kadang daun muda tumbuhan ini juga dijadikan untuk memandikan wanita selepas bersalin. Selain itu, daun muda sungkai biasanya juga digunakan untuk obat kumur pencegah sakit gigi.

Di wilayah Sumatra Selatan dan Lampung, daun sungkai biasanya digunakan sebagai antiplasmodium dan obat demam. Suku Serawai Bengkulu, bisanya menggunakan daun sungkai untuk obat memas. Sedangkan suku Lembak Bengkulu biasanya menggunakan daun muda sungkai untuk penurun panas, malaria, dan menjaga kesehatan.

Kandungan dalam daun tumbuhan ini, menurut Ariefa, punya khasiat meningkatkan sistem imun tubuh. Menurut dia, untuk menurunkan panas, biasanya masyarakat menggunakannya segenggam tangan orang dewasa dengan sekali konsumsi.

Menurut Ariefa, dari hasil uji coba ke mencit menunjukkan sel darah putih (leukosit) mencit meningkat. Meningkatnya sel darah putih, kata dia, bisa digunakan tubuh untuk melawan berbagai penyakit infeksi.
Sejumlah peneliti juga sudah melakukan riset terhadap khasiat daun sungkai itu. Bahkan daun ini juga sudah dijual di beberapa toko online dijual seharga Rp50 ribu.

Minum air rebusan bagian kulit batang pohon ini, dipercaya bisa mengobati malaria, menjaga stamina tubuh, hingga meningkatkan imunitas tubuh. Bagi wanita yang minum rebusan daun ini dipercaya bisa menambah kesuburan. Lagi-lagi di akhir ditambahi kalimat, “Jangan lupa berdoa pada Tuhan.” (jurai.id)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *