JURAI.ID, BANDAR LAMPUNG (SMSI)– Hari Raya Idul Adha sebentar lagi dan harga beberapa komoditi di pasar tradisional Kota Bandar Lampung merangkak naik.
Diketahui, kenaikan komoditi tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain tidak adanya stok, gagal panen dan karena hari-hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, Tahun baru dan lain-lain.
Dari pantauan di Pasar Pasir Gintung, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, Harga Cabai Merah melonjak naik mencapai Rp 90 ribu per kilogram, Rabu (29/6/2022).
Salah satu pedagang cabai, Lia mengatakan, harga cabai saat ini terus-menerus naik tiap hari nya. Yakni, Rp5.000 sampai Rp10.000 perharinya.
“Cabai itu tiap harinya naik terus tidak turun-turun. Kadang naik Rp5.000 dalam sehari, besok bisa naik lagi sampai Rp.10.000. Tadi aja ada pembeli bilang bahwa, dipasar tugu hargai cabai sudah seratusan lebih,” kata Lia.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, hargai Cabai merah saat ini mencapai Rp90.000 perKg, cabai jengki Rp75.000 perKg, cabai rawit Rp.80.000 perKg.
“Sekarang malah cabe tambah berkurang dan kita dapet untungnya tipis banget karena daya pembeli berkurang. Yang tadinya mereka ngambil 5Kg sekarang ngambil 3Kg,” ungkapnya.
Menurutnya, kenaikan tersebut salah satu faktor penyebabnya masih sama saja yakni tidak ada stok akibat gagal panen.
Selain itu, salah satu pedagang bawang, Piyati mengatakan harga bawang merah saat ini melambung tinggi mencapai Rp60.000 perKg, dari sebelumnya harga bawang merah masih standar hanya Rp30.000 perKg.
“Sebelumnya bawang merah Rp30.000 perKg harga tersebut tidak terlalu mahal, tidak terlalu murah. Akan tetapi, saat ini harga bawang merah mencapai Rp 60.000 perKg. Kalau untuk bawang putih masih murah yakni Rp20.000 perKg,” kata Piyati.
Menurutnya, penyebab naiknya harga bawang merah tersebut dikarenakan dari petani nya gagal panen yang mengakibatkan stok bawang merah berkurang.
“Naiknya ini mungkin karena petaninya gagal panen,” katanya.
Selanjutnya, Ia mengungkapkan bahwa akibat naiknya bawang merah, saat ini daya beli masyarakat kurang dan dalam hal tersebut Piyati merasa kasihan kepada pembeli. Dikarenakan semua bahan komoditi naik.
“Sekarang Masyarakat belinya sedikit. Iya kita pedagang tidak masalah, tapi saya kasian sama pembelinya karena semua-semua itu pada mahal,” ungkapnya.
Sementara, hal senada diungkapkan oleh salah satu pedagang ayam, Tentram mengatakan, harga ayam potong mengalami kenaikan yang tadinya Rp25.000/kg, sekarang menjadi Rp27.000/kg. Kenaikan tersebut dikarenakan menuju hari-hari besar yakni hari raya Idul Adha.
“Naiknya ini karena mau hari-hari besar seperti kek gini mau Idul Adha, terus stoknya berkurang itu pasti naik, dan karena musim hajat juga pasti dinaikin harganya. Tapi kalau pasar sepi pasti diturunin harganya,” ujar Tentram.
Tentram juga mengatakan, saat ini daya beli masyarakat untuk membeli ayam berkurang akibat kenaikan harga tersebut. (Asma)
Eksplorasi konten lain dari Jurai.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.