Jurai.id – Jahe dengan ukuran super kerap disebut sebagai jahe gajah, mudah dibudidayakan dengan cara semai bibit menggunakan peti dan bedengan saat panen hasilkan jahe gajah berkualitas.
Memiliki warna kekuningan, rimpang jahe yang satu ini memang berukuran besar dan gemuk serta memiliki ruang yang mengembung. Tidak hanya digunakan sebagi rempah dan bumbu dapur, jahe gajah juga bermanfaat untuk kesehatan Anda!
Cara Budidaya Jahe Gajah
Jika Anda tertarik mengonsumsi jahe gajah, ada beberapa cara budidaya jahe gajah yang jurai.id lansir dari berbagai sumber dan bisa Anda ikuti untuk mendapat jahe gajah dengan ukuran super, simak selengkapnya.
Pilih Bibit Berkualitas
Bibit berkualitas tentu akan tumbuh menjadi jahe gajah yang berkualitas juga. Jahe dengan bibit unggul ini ditandai dengan jahe gajah yang tampak segar, tidak lecet, penyakitan seperti berjamur, dan memiliki setidaknya dua mata tunas. Pilih bibit jahe gajah dari tanaman induk yang telah berusia minimal 10 bulan, jahe dengan usia tersebut sudah siap untuk menghasilkan anak.
Penyemaian Bibit
Proses penyemaian ini wajib dilakukan ketika Anda ingin menanam jahe gajah. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk proses yang tidak bisa dilewatkan ini.
Pertama penyemaian melalui peti dan dapat menggunakan bedengan. Jika Anda memiliki lahan yang terbatas, menggunakan peti tentu bisa menjadi solusi.
-
Penyemaian menggunakan peti
Sebelum penyemaian bibit menggunakan peti, Anda harus menjemur terlebih dulu jahe gajah Anda meski tidak sampai kering sempurna dan memasukkannya dalam peti maksimal satu setengah bulan hingga mata tunasnya muncul. Selepas itu, Anda dapat memotong rimpang bibit jahe gajah Anda menjadi beberapa bagian dengan 3 sampai 5 mata tunas ada setiap potongannya. Jika sudah, Anda dapat menjemur kembali maksimal satu hari.
Jahe merah yang sudah dijemur untuk kedua kalinya ini kemudian dimasukkan dalam karung dengan anyaman yang tidak terlalu rapat guna mempermudah larutan fungisida dan zat pengatur meresap ke dalam karung pada proses pencelupan. Setelah jahe gajah Anda telah melalui proses pencelupan yang hanya satu menit saja, keluarkan jahe pada karung dan masukkan kembali pada bagian dasar peti kayu dengan posisi mata tunas rimpang berada di bagian atas. Simpan selama 2 sampai 4 minggu hingga rimpang bibit jahe gajah siap tanam, jangan lupa tambahkan abu gosok dan sekam padi secara rutin di atasnya.
-
Penyemaian melalui bedengan/gulutan
Penyemaian melaui bedengan pada jahe gajah ini sedikit berbeda pada penyemaian bedengan tanaman lainnya. Proses penyemaian menggunakan bedengan atau gulutan jahe gajah dilakukan dengan bantuan jemari.
Caranya dengan menyusun antara rimpang dan jemari secara bergantian hingga yang paling atas rimpang ditutup dengan jerami secara sempurna. Sesekali semprot rimpang dalam jemari dengan fungisida dan bibit biasanya akan tumbuh setelah dua pekan proses penyemaian.
Potong rimpang bibit yang mengeluarkan 3 sampai 5 mata tunas menjadi beberapa bagian, masukkan rimpang bibit jahe gajah pada karung dan masukkan dalam cairan fungisida seperti penyemaian melalui bibit. Bedanya, pencelupan pada penyemaian melalui bedengan ini lebih lama sekitar 8 jam dan proses penjemurannya lebih singkat, hanya sekitar 2 jam saja.
Bagaimana, penyemaian seperti apakah yang menurut Anda lebih mudah dilakukan?
Siapkan Lahan dan Media Tanam
Sebelum bibit jahe gajah ditanam dalam lahan, dua minggu sebelumnya tanah harus digemburkan terlebih dahulu guna mengeluarkan gas beracun dan penyakit serta hama yang akan mati sebab terpapar matahari sebelum proses tanam tersebut. Cangkul dengan kedalaman 30 cm dan berikan pupuk kandang untuk memperkaya nutrisi dalam tanah dan berikan dolomit untuk membantu tanah melakukan pengapuran.
Jika sudah, Anda bisa mulai menyiapkan lahan dan media tanam dengan lubang tanam maksimal sedalam 7,5 cm meter untuk memasukkan bibit dan bedengan setinggi 20 sampai 30 cm dan dengan lebar seluas 80 sampai 100 meter. Jahe gajah ini juga dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan kandungan humus di dalamnya.
Proses Perawatan Jahe Gajah
Setelah dua sampai tiga minggu lakukan penyemaian pada rimpang jahe yang membusuk atau mati. Hal ini diperlukan untuk menghambat rimpang yang berpenyakit merambat pada rimpang lainnya. Lakukan juga penyiangan atau pemangkasan gulma, tanaman liar yang tumbuh di area tanam jahe gajah Anda dan dapat mengganggu tumbuh kembangnya.
Pemangkasan dapat dilakukan maksimal tiga minggu sekali sampai jahe bertumbuh besar kira-kira sekitar 6 sampai 7 bulan. Jika rimpang Anda muncul ke tanah sebab pengaruh curah hujan dan kondisi tanah, maka lakukan pembubunan untuk menimbun kembali dan memasukkan jahe gajah Anda pada rumahnya yaitu di bawah tanah.
Lakukan penyiraman secukupnya, jahe gajah tidak terlalu membutuhkan air yang banyak. Penting untuk memberikan nutrisi yang cukup dengan pemupukan. Berikan pupuk organik dan anorganik untuk mempercepat tumbuh kembang si jahe gajah ini.
Proses Panen
Ciri jahe gajah siap dipanen adalah ditandai dengan daun yang menguning dan batang tanaman yang mengering. Biasanya Anda dapat memanennya setelah 10 sampai 14 bulan, akan tetapi jika hanya digunakan untuk rempah dan bumbu dapur pada usia 4 bulan Anda sudah bisa memanennya.
Cara memanennya tidak terlalu sulit, Anda hanya perlu menggali tanah tempat jahe gajah bersembunyi untuk menemukan rimpangnnya. Gunakan alat bantu, bisa berupa cangkul, golok, pisau atau garpu agar mempermudah Anda menggali tanah yang melindungi jahe gajah.
Gali perlahan dan jangan sampai alat bantu yang Anda pakai justru merusak rimpang jahe gajah Anda, bersihkan jahe dari tanah jika sudah ditemukan. Cuci seluruh jahe gajah hasil panen Anda lalu jemur mereka selama satu pekan, selanjutnya Anda dapat menyimpan jahe gajah Anda.
Hasilnya bisa Anda gunakan untuk keperluan rumah tangga atau dijual secara komersil! (jurai.id)
Eksplorasi konten lain dari Jurai.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.