Ada Festival ‘Telanjang’ di Jepang

  • Whatsapp

JURAI.ID – Jepang, memiliki festival unik bernama Hadaka Matsuri. Setahun lalu, ribuan orang berkumpul menghadiri festival yang dikenal juga dengan ‘Festival Telanjang’.

Juga dikenal sebagai Saidaiji Eyo, Hadaka Matsuri berlangsung pada hari Sabtu ketiga di bulan Februari. Kuil Saidaiji Kannonin, sekitar 30 menit naik kereta dari kota Okayama, menjadi lokasi penyelenggaraannya.

Tahun ini, Festival Telanjang kembali digelar. Tetapi pandemi Covid-19 memaksa penyelenggara untuk mengurangi banyak hal secara signifikan.

Mengapa tidak membatalkan seluruh acara saja?

Dalam sebuah pernyataan yang menyoroti alasan mereka untuk tetap mengadakan Festival Telanjang, penyelenggara mencatat bahwa festival itu terus berlanjut tanpa gangguan selama lebih dari 500 tahun.

“Dalam diskusi dengan kepala kuil dan anggota komite, kami telah mencapai kesimpulan bahwa kami perlu mendoakan Eyo sekarang,” kata ketua Saijaiji Eyo Minoru Omori.

Eyo berhubungan dengan istilah yang disebut “ichiyo-raifuku,” yang berarti “bertahan di musim dingin yang ekstrem sebelum memasuki musim semi yang hangat.”

“Dengan kata lain, kita berdoa untuk keberuntungan setelah terus menerus mengalami hal-hal buruk,” ucap Omori.

Festival Telanjang berevolusi dari sebuah ritual yang dimulai 500 tahun yang lalu selama Periode Muromachi (1338-1573), ketika penduduk desa berlomba untuk mendapatkan jimat kertas, yang diberikan oleh seorang pendeta di Kuil Saidaiji Kannonin.

Semakin banyak penduduk desa menginginkan jimat kertas yang beruntung itu dan ritual itu bertambah besar.

Tetapi mereka menyadari bahwa kertas itu mudah robek. Pakaian mereka juga ikut menghalangi.

Lalu muncul kebiasaan baru, yakni kertas diganti kayu dan pakaian tak lagi dikenakan, jelas Mieko Itano, juru bicara dari dewan pariwisata Okayama, dalam wawancara tahun 2020 dengan CNN Travel.

Dengan warisan panjangnya, festival ini juga ditetapkan sebagai Aset Budaya Rakyat Takbenda Penting pada tahun 2016.

Ini adalah salah satu dari beberapa “festival telanjang” yang diadakan di seluruh Jepang, dengan yang lain diadakan di Yotsukaido di prefektur Chiba, menampilkan pria berkelahi dan membawa anak-anak melewati lumpur sebagai metode pengusiran setan dan nasib buruk.

Sementara itu, Kasus Covid-19 harian telah menurun dalam beberapa pekan terakhir di Jepang, meskipun Tokyo termasuk di antara beberapa prefektur yang berada dalam keadaan darurat untuk mengendalikan virus.

Negara itu telah melaporkan lebih dari 424 ribu kasus Covid-19 dan lebih dari 7.000 kematian.

Pandemi memaksa penyelenggara untuk menunda Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020 tahun lalu, dengan pertandingan akan dimulai pada 23 Juli 2021.

Rencananya akan ada 11 ribu atlet dari lebih dari 200 negara yang datang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *